bagaikan dekat untuk kugenggam
cahaya purnamamu menerangi gelap malam
pantulan hanya pantulan
hakikat nyata nun jauh di awan
aku mabuk mencari Dia
andai Al Ghazali berada di sisi
mau saja kutanya dari hati ke hati
bagai dalam wasiat mu wahai Sang sufi
hijab apakah yang telah kau buka
wajah_Nya dapat kau tatap
Luh Mahfuz telah kau garap
Ingin kupinjam jubahmu Al Ghazali
kerana aku mahu menjadi fakir
berkelana mencari Dia
Wahai Engkau
campaklah hijab yang menutupi dadaku
hanyutkan aku dalam wazifah al qubro
asmara rindukan membuak rasa
dan
malam sepiku hanya untuk_Mu
datangilah aku
dengan cinta kudus_Mu
agar dapat ku arak piala
dalam lena tidurku.
“Pada suatu malam kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau melihat ke arah bulan purnama. Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesak-desakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan dalam melaksanakan shalat sebelum terbit matahari (subuh) dan sebelum terbenamnya (ashar), maka lakukanlah.”Beliau kemudian membaca ayat, “Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (QS. Qaf: 39)
(HR. Al-Bukhari, kitab Tafsirul Qur’an, 4851, Muslim kitabul Masajid, bab Mawadhi’ush Shalat no. 633, at-Tirmidzi bab Shifatul Jannah (2551), Abu Dawud kitab as-Sunnah (4729), Ibnu Majah di Muqadimmah (177), Ahmad (4/360, 4/362, 4/365)) dalam riwayat lain:
« سترون ربكم عيانًا » البخاري : مواقيت الصلاة (554) , ومسلم : المساجد ومواضع الصلاة (633) , وأبو داود : السنة (4729) , وابن ماجه : المقدمة (177) , وأحمد (4/360(.
No comments:
Post a Comment